Seperti kita ketahui, di Indonesia sekarang ini sudah banyak bermunculan layanan situs-situs yang berputar pada lingkup sosial masyarakat. Entah itu berupa sosial media, forum, maupun basis komunitas (interest sharing). Sekilas, situs-situs dengan platform seperti itu memang menjanjikan. Visitor yang bejibun sudah pasti menjadi prospek yang diharapkan. Namun, ada satu hal yang perlu diingat: di luar negeri, situs-situs seperti itu sudah banyak ada, bahkan menjanjikan informasi dan jaringan yang lebih luas dan lengkap.
Dengan batas antar negara yang
semakin sempit di dunia maya (penggunaan bandwith luar negeri sudah tidak
terlalu membebani masyarakat zaman sekarang), maka apa yang membuat situs
berplatform sejenis dari Indonesia dapat menarik masyarakat Indonesia itu
sendiri?
Itu adalah pertanyaan yang pelik.
Apabila kita lihat, tipe masyarakat Indonesia sangatlah berbeda dengan
masyarakat China dan Jepang. China, seperti kita tahu sangat mempercayai
produk-produk milik bangsa mereka sendiri, seperti kecenderungan mereka
menggunakan Baidu dibanding Google untuk urusan search engine. Sosial media di
China pun dikuasai oleh produk mereka sendiri.
Sedangkan di Indonesia, harus diakui bahwa sentimen nasionalis seperti itu belumlah ada. Bahkan, banyak brand di Indonesia yang sengaja membuat identitasnya seolah kebarat-baratan, agar terlihat seperti produk impor. Herannya, strategi brand seperti itulah yang justru berhasil bertahan cukup lama di Indonesia. Lihat saja produsen produk elektronik asli Indonesia yang di awal kemunculannya sempat dianggap sebagai merk luar negeri.
Fakta itu membuat jawaban dari pertanyaan awal semakin sulit dijawab. Apa yang membuat masyarakat Indonesia akan lebih memilih untuk menggunakan situs berbasis masyarakat yang asli dari Indonesia, dibanding situs-situs sejenis dari luar negeri?
Pertanyaan yang sulit, namun bukan berarti tidak bisa dijawab.
Nyatanya, situs kaskus dan mindtalk memiliki jawaban atas pertanyaan itu. Kaskus adalah forum yang diklaim sebagai forum terbesar di Indonesia dan memiliki banyak sekali kisah unik yang mewarnai perjalanannya. Sedang mindtalk adalah situs yang berbasis pada interest yang kemudian memiliki bentuk mirip social media.
Kaskus, seperti kita tahu saat ini masih menjadi top of mind dari situs berbasis forum di Indonesia. Setiap kali kita menyebut kata gan, pertamax, cendol, dan bata, mungkin yang pertama kita ingat adalah Kaskus, bukan begitu? Lalu apa yang membuat kaskus menjadi pilihan utama orang Indonesia dalam berbagi di dalam sebuah forum, plus mempertahankannya dalam waktu yang begitu lama?
Sebelum menjawabnya, marilah kita mendengar pendapat dari Danny Oey Wirianto, co-founder Mindtalk sekaligus mantan pejabat kaskus: “Salah satu keunggulan sosial media dan forum di Indonesia dibanding dari luar negeri adalah: kopdar. Facebook mungkin bisa mengklaim digunakan dan dilihat oleh jutaan orang dalam seharinya. Namun bisakah facebook membawa semua penggunanya untuk bertemu dalam satu waktu dan tempat yang sama? Sulit. Itulah yang seharusnya dioptimalkan oleh para developer sosial media dan forum di Indonesia.” (Parafrase dari materi Danny saat menjadi pembicara di Festival Pinasthika tahun 2013 di Yogyakarta).
Ya, kopdar, atau kopi darat. Adalah strategi offline yang terbukti menjadi ‘pembeda’ dan kekuatan dari sosial media serta forum Indonesia dibanding layanan serupa dari luar negeri. Dengan adanya kopdar, komunikasi yang terjalin lewat dunia maya, menjadi terkesan lebih nyata. Hal itu tentu akan sulit dilakukan oleh forum dan sosmed yang berbasis di seluruh dunia, meskipun bisa dilakukan, impactnya tidak akan sebesar sosmed dan forum yang fokus pada satu wilayah saja. Selain faktor jarak komunikasi yang jauh, faktor biaya dan perbedaan kultur juga berpengaruh.
Kaskus sendiri sudah memiliki banyak sekali komunitas yang mengadakan kopdar, bahkan tanpa dikoordinir langsung oleh pihak Kaskus. Masing-masing kota dengan bangganya memamerkan aktifitas kopdar mereka antara sesama kaskuser.
Mindtalk sebagai startup yang masih muda, juga sudah sering melakukan kopdar untuk mendekatkan antara sesama penggunanya. Tentunya, pengumpulan kopdar ini dimulai dengan mencari orang/komunitas yang memiliki kesamaan interest terlebih dahulu, barulah kemudian dikumpulkan dalam sebuah event yang menarik.
Kopdar memang adalah sebuah mata rantai yang unik dari komunikasi dari dunia maya. Dengan penggunaan yang tepat dari developer sebuah website, kopdar akan menjadi senjata tersendiri yang akan sangat mempengaruhi kemajuan website itu.
Jadi, meskipun anda berbisnis di dunia online, jangan lupakan juga strategi bisnis offline. Termasuk dalam hal promosi. Promosi dengan cara offline juga masih akan berimpact besar, selama dipadukan secara cerdas dengan promosi online. Beberapa promosi offline yang dapat dimanfaatkan adalah promosi menggunakan barang promosi (mug, payung, jam, kalender) ataupun material promosi yang sederhana (flyer, brosur, dll).
Menyatukan promosi offline dan
online, adalah pintu menjadi top of mind brand anda.